Your cart is currently empty!
Search
Pada pertemuan awal ini, mahasiswa akan diperkenalkan dengan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang mencakup tujuan, materi yang akan dipelajari, dan penilaian yang diterapkan sepanjang perkuliahan. Perkenalan ini bertujuan untuk memberi gambaran yang jelas tentang ekspektasi dan arah pembelajaran yang akan dijalani selama semester. Selain itu, akan dilakukan pre-test untuk mengukur pengetahuan awal mahasiswa mengenai topik-topik yang akan dibahas dalam perkuliahan. Pre-test ini berfungsi sebagai dasar untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa dan akan digunakan untuk menyesuaikan pendekatan pembelajaran ke depannya.
Kuliah ini akan memperkenalkan mahasiswa pada teori dan metode dalam perbandingan politik, yang merupakan dasar untuk memahami dinamika politik di berbagai negara. Materi yang akan dibahas meliputi sejarah perkembangan ilmu politik, perbedaannya dengan filsafat politik, serta perbedaan pendekatan politik (tradisional, behavior, dan post-behavior). Selain itu, kuliah ini juga akan membahas perbedaan antara studi kasus dan studi perbandingan, memberikan mahasiswa pemahaman dasar yang diperlukan untuk menganalisis sistem politik dari perspektif yang lebih luas dan kritis.
Perkuliahan ini akan membahas konsep dasar mengenai negara, bangsa, dan masyarakat, serta hubungan antara ketiganya dalam konteks perbandingan politik. Mahasiswa akan mempelajari pengertian negara sebagai institusi yang memiliki monopoli kekuasaan atas suatu wilayah, serta bagaimana negara mengelola kebebasan dan kesetaraan dalam konteks masyarakat yang beragam. Selain itu, perkuliahan ini juga akan mengeksplorasi bagaimana bangsa dan identitas nasional terbentuk, dengan fokus pada dinamika antara etnisitas, nasionalisme, dan kewarganegaraan. Selain itu perkuliahan ini akan memperkenalkan mahasiswa pada teori-teori dasar mengenai legitimasi negara, etnisitas, dan nasionalisme yang sangat penting dalam memahami struktur dan perubahan sosial-politik dalam masyarakat.
Perkuliahan ini akan membahas hubungan antara politik dan ekonomi dalam sistem negara, dengan fokus pada bagaimana negara mengelola pasar, properti, dan distribusi kekayaan. Mahasiswa akan mempelajari berbagai sistem ekonomi-politik, seperti liberalisme, sosial demokrasi, komunisme, dan merkantilisme, serta bagaimana masing-masing sistem ini menyeimbangkan kebebasan dan kesetaraan dalam pengelolaan ekonomi. Selain itu, perkuliahan ini akan mengulas peran negara dalam memberikan barang publik, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, serta bagaimana negara menggunakan kebijakan perpajakan dan regulasi untuk mencapai tujuan ekonomi.
Perkuliahan ini akan membahas konsep dasar mengenai rezim demokrasi, sistem elektoral, dan peran partai politik dalam struktur pemerintahan. Mahasiswa akan mempelajari berbagai bentuk demokrasi, termasuk demokrasi parlementer, presiden, dan semi-presidensial, serta bagaimana masing-masing sistem ini mengatur hubungan antara eksekutif dan legislatif. Selain itu, perkuliahan ini akan mengulas berbagai sistem elektoral, seperti sistem pemilihan mayoritas (pluralitas), representasi proporsional (PR), dan sistem campuran, serta dampaknya terhadap jumlah dan jenis partai politik yang berkembang dalam sistem tersebut. Mahasiswa akan diajak untuk menganalisis bagaimana struktur partai politik mempengaruhi proses legislatif, stabilitas politik, dan representasi masyarakat.
Perkuliahan ini akan membahas tentang rezim non-demokrasi, termasuk otoritarianisme dan totalitarianisme, serta bagaimana kekuasaan dipertahankan melalui kekerasan politik. Mahasiswa akan mempelajari berbagai bentuk rezim non-demokrasi seperti monarki, otoritarianisme militer, dan satu partai, serta bagaimana masing-masing jenis rezim menggunakan kekuasaan untuk membatasi kebebasan politik dan memanipulasi struktur sosial. Perkuliahan ini juga akan mengeksplorasi kekerasan politik yang terjadi dalam rezim tersebut, baik dalam bentuk revolusi, pemberontakan, maupun terorisme, serta faktor-faktor yang memotivasi kekerasan politik. Selain itu, mahasiswa akan diajak untuk menganalisis hubungan antara kontrol negara dan kekerasan politik, serta dampaknya terhadap stabilitas negara dan perubahan sosial.
Perkuliahan ini akan membahas karakteristik dan dinamika yang membentuk negara-negara demokrasi maju, dengan fokus pada bagaimana negara-negara ini mengelola kebebasan individu dan kesetaraan dalam sistem politik mereka. Mahasiswa akan mempelajari institusi yang menjadi dasar demokrasi liberal, seperti partisipasi politik, kompetisi antar partai, serta perlindungan hak-hak sipil. Selain itu, perkuliahan ini juga akan mengeksplorasi tantangan yang dihadapi oleh negara-negara demokrasi maju, termasuk isu-isu terkait globalisasi, integrasi regional seperti Uni Eropa, serta masalah demografis dan ekonomi yang dihadapi dalam masyarakat postindustrial. Mahasiswa akan dianalisis bagaimana demokrasi maju mengatasi ketimpangan ekonomi, mengelola sistem kesejahteraan sosial, dan menanggapi gerakan politik yang muncul, seperti populisme dan Euroskeptisisme.
Perkuliahan ini akan membahas sejarah dan dinamika negara-negara komunis serta tantangan yang dihadapi negara-negara pasca-komunis setelah runtuhnya rezim komunis. Mahasiswa akan mempelajari ideologi komunis yang digagas oleh Karl Marx dan bagaimana teori tersebut diterapkan dalam praktek oleh tokoh-tokoh seperti Lenin dan Mao Zedong. Fokus akan diberikan pada bagaimana sistem komunis berusaha menghapus ketimpangan sosial melalui kontrol negara atas ekonomi dan properti, serta tantangan yang muncul dari kebijakan ini, seperti ketidakmampuan ekonomi untuk berinovasi dan berkembang. Perkuliahan ini juga akan membahas peralihan dari komunisme ke sistem politik dan ekonomi baru pasca-komunisme, termasuk privatiasi, marketisasi, dan pembangunan institusi demokratis.
Berikut intruksi dan template tugas UAS
Dalam negara-negara liberal yang mengadopsi sekularisme, agama dipisahkan dari kehidupan politik untuk memberikan kebebasan individu dalam menentukan politik identitas mereka tanpa pengaruh agama negara. Sebaliknya, di negara-negara mayoritas Muslim, agama memainkan peran sentral dalam struktur politik dan sosial, memengaruhi pembentukan politik identitas. Meskipun terdapat perbedaan ini, politik identitas tetap berkembang di kedua jenis negara. Mengapa hal ini terjadi? Apa dampaknya terhadap kesetaraan dan kebebasan individu di masing-masing negara, baik liberal maupun Muslim?
Pada negara-negara liberal maju yang mengadopsi neoliberalisme, kebijakan ekonomi berfokus pada pasar bebas, pengurangan hambatan perdagangan, dan peran minim negara dalam ekonomi. Kebijakan ini sering kali didorong oleh keyakinan bahwa perdagangan internasional dan kompetisi pasar akan meningkatkan efisiensi dan kesejahteraan. Sebaliknya, di negara-negara komunis atau post-komunis, proteksionisme lebih dominan, dengan negara mengambil peran aktif dalam mengatur ekonomi dan melindungi industri domestik melalui pembatasan impor dan kebijakan tarif. Meskipun kedua sistem ini berbeda, dampak dari masing-masing kebijakan terhadap ekonomi dan masyarakat tetap signifikan. Mengapa perbedaan ini terjadi? Apa dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi, ketimpangan sosial, dan kesetaraan serta kebebasan?
Pada negara-negara dedemokrasi maju, Eropa dan Amerika menekankan kebijakan ekonomi dan pertanian sering berfokus pada pasar bebas dan inovasi teknologi untuk mengatasi tantangan ketahanan pangan. Di sisi lain, negara-negara demokrasi post komunisme, justru cenderung mengedepankan pendekatan sosial-ekonomi yang lebih berbasis pada kesejahteraan dan peran negara dalam mengelola sumber daya, termasuk ketahanan pangan. Meskipun demikian, mereka juga menghadapi ancaman yang sama dari perubahan iklim yang berdampak pada sektor pertanian dan ketahanan pangan. Bagaimana seharusnya peran negara dalam merespon krisis iklim dan keberlanjutan pangan? Mengapa ada perbedaan dalam respons terhadap krisis iklim dan ketahanan pangan antara kedua kelompok negara ini? Apa dampaknya kesetaraan serta kebebasan?
Di negara-negara liberal maju, kebijakan pro-kesetaraan seperti kuota gender, penghapusan diskriminasi di tempat kerja, dan perlindungan hak-hak perempuan menjadi prioritas utama dalam rangka menciptakan kesetaraan gender. Sebaliknya, komunisme sejak awal memberikan pengakuan yang lebih besar terhadap kesetaraan, meskipun tanpa adanya program pengarusutamaan gender yang sistematis. Adakah perbedaan dalam pencapaian kesetaraan perempuan diantara kedua jenis negara ini dan kenapa hal itu terhadi? Sejauh mana dampak kebijakan kesetaraan masing-masing negara terhadap kesejahteraan perempuan? Manakah yang lebih baik dan efektif dalam meningkatkan kehidupan perempuan, baik dalam hal partisipasi sosial, ekonomi, maupun politik?
Di negara-negara komunisme dan post komunisme, sensor dan kontrol digital cenderung digunakan untuk membatasi kebebasan berpendapat dan memantau aktivitas warga negara melalui teknologi. Di sisi lain, negara-negara dengan sistem politik yang lebih demokratis sering kali menghadapi tantangan dalam mengatur keseimbangan antara kebebasan digital dan perlindungan hak-hak individu, meskipun kebebasan berpendapat dan akses informasi umumnya lebih dilindungi. Bagaimana sensor dan kontrol digital dilakukan oleh negara komunisme/post komunisme dan liberal atau demokratis? Sejauh mana efektivitasnya dalam mengontrol perkembangan politik dan ekonomi? Apa dampaknya terhadap kesetaraan, hak sipil, kebebasan individu, dan pembangunan politik serta ekonomi di dunia digital?
Perkuliahan ini akan membahas tantangan yang dihadapi negara-negara berkembang, termasuk sejarah kolonialisme dan imperialisme yang membentuk banyak aspek politik, ekonomi, dan sosial di negara-negara tersebut. Mahasiswa akan mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan negara-negara berkembang, seperti hubungan antara kebebasan dan kesetaraan, serta peran negara dalam mempromosikan pembangunan ekonomi dan demokrasi. Perkuliahan ini juga akan mengulas tentang pembangunan negara pasca-kolonial, termasuk masalah terkait dengan kapasitas negara, otonomi politik, serta dampak dari berbagai kebijakan pembangunan seperti substitusi impor dan industrialisasi berbasis ekspor. Mahasiswa akan dianalisis bagaimana negara-negara berkembang mengatasi ketimpangan sosial, etnisitas, dan konflik politik untuk menciptakan stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi.
Berikut intruksi dan template tugas UAS
M | T | W | T | F | S | S |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 2 | |||||
3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 |
10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 |
17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 |
24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 |
31 |